
Jakarta, 7 Februari 2025 – SMA Tarsisius II menggelar Misa Jumat Pertama yang berlangsung dengan khidmat di Aula Sekolah. Perayaan ini dipimpin oleh Romo Erik, O. Carm., dan dihadiri oleh seluruh warga sekolah, mulai dari guru, pegawai, siswa-siswi, hingga beberapa perwakilan dari Yayasan Bunda Hati Kudus. Misa dimulai tepat pukul 12.00 WIB, diawali dengan Doa Angelus, yang mengajak seluruh peserta untuk merenungkan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam homilinya, Romo Erik menyoroti pentingnya hidup sederhana sebagai umat Allah. Ia membuka kotbahnya dengan membahas fenomena yang semakin marak terjadi, yakni “Judol” (judi online). Menurut beliau, banyak orang, termasuk generasi muda, terjebak dalam gaya hidup konsumtif, sehingga rela melakukan judi online demi memenuhi keinginan sesaat. Ia mengingatkan bahwa kebiasaan ini dapat menjauhkan seseorang dari nilai-nilai kesederhanaan dan kebersyukuran yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai umat beriman.

Sepanjang perayaan, suasana berlangsung khusyuk dan penuh refleksi. Para peserta misa diajak untuk tidak hanya mendengarkan firman Tuhan, tetapi juga merenungkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misa Jumat Pertama ini menjadi momen pembelajaran spiritual, mengajak seluruh warga sekolah untuk lebih mawas diri dalam menjalani kehidupan yang selaras dengan ajaran Kristiani.


Dengan terselenggaranya Misa Jumat Pertama ini, diharapkan seluruh komunitas SMA Tarsisius II semakin memahami makna kesederhanaan dan hidup dalam kasih Tuhan. Perayaan ini juga menjadi pengingat agar setiap individu mampu menjalani hidup dengan penuh rasa syukur, menjauhi gaya hidup konsumtif, serta tetap setia pada nilai-nilai iman dalam keseharian.