Praktik Baik

Berawal dari masa pandemi yang mau tidak mau setiap guru harus siap untuk  semakin lebih terampil terutama dalam hal penggunaan teknologi, pendidikan era digital dimulai. Pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dipaksa berubah menjadi pembelajaran berjarak.  Virus corona yang melanda dunia turut mengekang kebebasan saat beraktivitas. Pendidikan harus tetap berjalan. Seiring dengan adanya pandemi, pendidikan pun harus mengikuti perubahan dunia dengan peradaban yang kian maju dan berkembang.

 Di era digital saat ini, diperlukan sebuah sistem informasi sekolah yang efektif dan efisien. Manajemen sekolah, aktivitas guru, informasi siswa dan hubungan wali murid harus  menjadi lebih baik. Sistem informasi sekolah harus terintegrasi sehingga dapat diakses oleh semua anggota sekolah seperti yayasan, pimpinan sekolah, guru, wali kelas, Tata Usaha baik administrasi maupun keuangan, karyawan sekolah, siswa, dan orang tua. Sistem informasi sekolah harus dapat membantu sekolah dalam mengakomodasi kegiatan administrasi di dalam sekolah dan merekatkan serta memperlancar komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua/ wali siswa. Dengan teknologi informasi dan memanfaatkan  perkembangannya, manajemen sekolah dapat diselenggarakan dengan lebih efektif, efisien, akuntabel, dan transparan. Sistem ini dikembangkan  berdasarkan kebutuhan sekolah, standarisasi diknas dan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat. Oleh karena itu kami bekerjasama dengan aplikasi berusaha menyajikan sebuah sistem yang didesain dangan baik, mudah dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Guru-guru haruds terlatih dan terampil dalam menggunakannya.

Banyak aplikasi yang dapat membantu sekolah baik dalam pembelajaran, penilaian, administrasi sekolah, administrasi keuangan seperti uang masuk, uang keluar dan pelaporan keuangan dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi juga ada yang menyediakan fitur exam online dan video conference. Fitur exam online dipergunakan untuk ulangan atau ujian berbasis online sedangkan video conference dipergunakan untuk melakukan pembelajaran online. Aplikasi mengenai sistem akademik dapat digunakan untuk memproses laporan kehadiran, ujian siswa atau latihan, membuat administrasi sekolah serta kegiatan lainnya dengan proses yang jauh lebih mudah. Kemudian untuk fitur keuangan dan akuntansi ynag dapat digunakan membuat proses penyusunan anggaran, membuat laporan, pembukuan seluruh transaksi dan penyusunan anggaran jauh lebih mudah.

Pelatihan penguasaan aplikasi tersebut di SMP Tarsisius 2 dilaksanakan secara bertahap. Pelatihan terjadi cukup intens selama masa pandemic ini.  Sasaran pelatihan pertama, mengingat masih dalam pandemi, dimana kegiatan belajar mengajar masih jarak jauh, maka dari pelatihan pembelajaran jarak jauh dan asesmen dengan mulai berlatih penggunaan google classroom, google meet dengan segala fasilitasnya, penginputan soal, penginputan nilai dan hasil penilaian. Pelatihan dilaksanakan secara mandiri dan terstruktur. Peserta pelatihan mengamati, mempelajari dan praktik langsung. Ketika praktik peserta dapat langsung bertanya saat berjumpa dengan kesulitan.  Pelatihan juga dilaksanakan saat menjelang ujian mid semester. Setelah dilakukan penginputan soal, dilakukan ujicoba pelaksanaan ujian.

            Sangat diperhatikan untuk hasil yang akan dicapai, sebagai contoh dalam pelatihan membuat soal online, soal yang sudah dibuat dan diinput di system harus diperiksa dan  diuci coba, mulai dari redaksinya,  kevalidannya, tampilannya sampai bagaimana cara mengakses dan menjawabnya serta menilainya. Guru-guru SMP Tarsisius 2 dapat membuat soal dan menginput nilai. Sebelum disampaikan kepada siswa secara online, dilaksanakan dulu uji coba untuk memastikan keberhasilan sistem tersebut. Hal ini dilakukan agar sistem tersebut benar-benar berjalan dengan baik dan bermanfaat baik bagi guru, sekolah dan khususnya bagi siswa. Soal yang sudah dibuat oleh guru-guru kemudian  dipublish sesaat sebelum ujian berlangsung. Setelah dipublish kepada siswa, lalu guru menganalisis hasil penilaian. Selanjutnya guru menginput nilai ke aplikasi\.

            Tidak sedikit tantangan yang dihadapi. Tidak hanya peserta didik, guru pun memiliki latar belakang yang beragam. Kemampuan guru untuk dapat menguasai teknologi pun beragam. Ada guru yang cepat belajar ada juga yang terlambat dalam mengikuti pelatihan. Tantangan pertama guru pada saat itu adalah masa pandemi, dimana setiap guru harus menjaga kesehatannya dirinya dan juga menjaga Kesehatan rekannya ataupun orang lain yang ia jumpai. Untuk itu ia harus ketat melaksanakan protocol Kesehatan. Tantangan lain adalah mengatasi teknologi dan globalisasi yang sangat pesat. Guru harus siap dan mampu mengikuti perkembangan jaman dengan ikut menguasai teknologi digital. Guru dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik.  Guru harus mau belajar dan belajar terus dalam rangka meningkatkan profesionalisme. Antara penguasaan teknologi yang masih kurang, sementara masa pandemi yang membuat sulit bertemu menjadi hal yang sulit dilakukannya pelatihan secara online, sehingga dilaksanakan pelatihan secara offline dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Peran guru juga tidak hanya membekali anak-anak dengan ilmu pengetahuan tetapi juga harus menanamkan nilai-nilai karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur.        

            Pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan perlu terus dilaksanakan dan ditingkatkan serta perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi baik dari sisi penguasan guru maupun sistem di dalam aplikasi tersebut.  Dari sisi guru, pelatihan berkelanjutan  dan pembiasaan penggunaan teknologi sangat diperlukan. Penguasaan aplikasi ini secara bertahap akan sangat membantu tugas guru baik dari administrasi guru, administrasi sekolah maupun dalam melaksanakan tugas yang kemudian berimbas kepada para siswa. Begitu pula sistem yang terdapat dalam pendidikan harus dapat dibuat lebih sistematis dan terintegrasi dengan baik. Guru tidak lagi direpotkan dengan hal-hal yang bersifat teknis karena sistem sudah dibuat untuk membuat pekerjaan menjadi lebih mudah. Pelatihan yang dilakukan guru bisa lebih dapat berkembang dan lebih luas lagi cakupannya. Guru seyogyanya tidak berpusat dalam memberikan materi tetapi juga mengedepankan penanaman nilai-nilai karakter.

Theresia Sri Utami

SMP Tarsisius II

Scroll to Top