Gerakan refleksi dari Keuskupan Agung Jakarta khususnya dalam menajalankan Aksi Puasa Pembanguan (APP) tahun 2021 ini, sangat tepat dan relevan dengan situasi kondisi negara yang sedang berjuang melawan pandemi Covid-19. Tema APP KAJ sangat jelas dan menantang yakni “Semakin Mengasihi, Semakin Terlibat dan Semakin Menjadi Berkat”. Bukankah di masa pandemi Covid-19 ini sangat menegangkan bahkan menakutkan bagi semua orang karena risiko kematian yang mengancam siapa saja tanpa kecuali? Maka di tengah-tengah kekhawatiran, ketakutan bahkan penderitaan ini, setiap kita dipanggil dan diutus untuk berani tetap tampil konsisten dengan panggilan ilahi kita masing-masing yakni mengasihi, terlibat dan menjadi berkat bagi sesama.
SEMAKIN MENGASIHI
Gerakan “Semakin Mengasihi” Gereja Keuskupan Agung Jakarta adalah melaksanakan refleksi terhadap beragam hal.Kita selaku anak dalam keluarga misalnya diingatkan untuk semakin berani keluar dari diri kita dari ego sentris masing-masing untuk terbuka “memberi diri” untuk orang lain lewat keberanian untuk menahan diri untuk sejenak memberikan waktu, tenaga, sumbangsih pikiran/ide kepada anggota keluarga di rumah; Berani untuk semakin proaktif menjalin komunikasi, sharing dalam keluarga dan antar anggota keluarga tentang banyak hal: makanan kesukaan, hobi, cita-cita, tugas belajar PJJ, tentang lingkungan rumah/taman dan kebersihan, dll. Kita semakin dekat dengan orang tua dan saudara-i di rumah karena semakin saling memahami kelebihan dan kekurangan satu dengan yang lain. Ini contoh2 cara kita untuk semakin memperdalam rasa mengasihi dalam hidup dan keluarga.
SEMAKIN TERLIBAT
Gerakan “Semakin Terlibat” adalah memperkokoh iman & harapan dalam persekutuan, terutama berkaitan dengan spiritualitas ekaristi.Kasih itu harus nyata dan tampak dalam kehidupan se hari-hari kita, yakni kemauan dan kemampuan kita melebur/membaur atau terlibat di dalam kegiatan kebersamaan. Selaku orang yang beriman/beragama, kita dituntut untuk berani membuka diri terlibat dalam aneka persekutuan, doa-doa bersama, ekaristi,dll. Dengan cara itu, kita saling menguatkan dan saling memberi peneguhan dalam iman, harapan dan kasih satu dengan yang lain. “Tidak ada manusia yang cukup bijaksana secara sendirian, dia tetap butuh kebijaksanaan orang lainnya.” ( Plautus).
SEMAKIN MENJADI BERKAT
Gerakan “Semakin Menjadi Berkat” mengarah pada meluaskan kasih dan solidaritas. Gerakan menjadi berkat ini adalah tugas perutusan kita. Tugas mulia yang diberikan Tuhan pada kita: Pergi ke seluruh dunia wartakan injil. Injil adalah kabar baik. Kabar baik itu adalah berkat yang harus dibagikan kepada semua orang. Refleksi ini semakin meluas. Menjadi berkat itu tidak lagi mengenal kotak-kotak atau suku, ras dan agama. Semua orang adalah subjek yang harus mendapatkan berkat.
Dalam kontek Alkitab, ini berarti suatu bentuk penyataan atau pewahyuan dari Allah kepada umat-Nya tentang berkat, keuntungan, kenyamanan, dan damai. Dan ucapan tersebut dinyatakan dalam sebuah aksi Yang nyata.
Jadi kata berkat, diberkati, dan memberkati dirumuskan sebagai suatu tindakan Allah dalam kedaulatan dan kasih-Nya mewahyukan melalui pekataan dan aksinya suatu kondisi yang penuh kelimpahan, kesehatan, keuntungan, dan kedamaian pada umat-Nya. Inilah yang kita bagikan. Dalam kondisi kesulitan yang kita alami karena covid-19 adalah moment yang tepat bagi kita untuk berbagi berkat kepada sesama secara nyata dan konkret. Gereja lewat masa Prapasakah dengan gigih tetap menyuarakan dan mengajak stiap umat untuk berpantang dan berpuasa. Salah satu tujuaannya tidak lain agar kita umat semakin mau berbagi berkat secara nyata kepada seasama khususnya yang menderita, miskin dan tersisih. APP disisihkan dari apa yang kita miliki/punyai untuk dibagikan kepada mereka yang sangat membutuhkan. Banyak cara dan jalan bisa kita buat dan wujudkan untuk berbagi di masa pademi covid 19 dan masa APP 2021. Selamat mengasihi, terlibat dan menjadi berkat. GBU (Apul Tumanggor)